Oleh: Sarinita Habarkah
Kau biarkan senja mengalahkan asa
Merenggut nafas yang tersisa
Sudikah kiranya berhenti pada anak tangga pertama?
Yang seharusnya menjadi catatan tempat menoreh tinta
Kau yang menggunakan air mata
Bukan untuk perjuangan bangsa
Tetapi dengan alasan cinta
Kau hidup hanya dalam asa
Kemana kata-kata?
Yang kau tulis diatas meja
Yang kau tata dengan bahasa
Untuk kau gapai dengan ceria
Kemana larinya asa?
Yang dulu kau tebar pesona
Yang dulu kau puja-puja
Untuk kau jadikan alat pusaka
Tak tahukah engkau wahai putra putri bangsa?
Kami disini merenggut nyawa
Meminum darah mengisi dahaga
Atas dasar cinta kami membela
Ciputat, 23 Februari 2016
poem yang terstruktur, keren, tapi agak kaku,.
ReplyDelete(y) keren ..
mampir ke blogku kk.. muhjundii.blogspot.co.id
baik, makasih yaa atas kesan dan pesannya :)
ReplyDeletesiaap!