Wednesday 9 March 2016

Pilih yang Baik


Sumber: www.pinterest.com

Hidup adalah pilihan. Kamu setuju? Karena setiap hari kita memilih mana saja yang akan kita kerjakan. Kita pun memilih mana saja yang kita pikirkan. Kita memilih kemana kaki melangkah, kemana tangan mengayun, kemana mata memandang, kemana telinga mendengar, dan segala sesuatunya adalah berdasarkan pilihan kita sendiri.
Dalam setiap proses kehidupan manusia, tidak terlepas dari beragam rasa. Karena hakikatnya Tuhan tidak hanya menghadirkan satu rasa, tapi juga lawan dari rasa tersebut. Misalnya, senang dan sedih, terang dan gelap, malam dan siang, hidup dan mati, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Semua rasa yang kita terima pun merupakan pilihan, entah kita yang memilih atau Tuhan yang memilihkan untuk kita. Kalaupun memang Tuhan sendiri yang memilihkan untuk kita, berarti itulah yang terbaik untuk kita. Kalau berupa kebaikan, berarti kita pantas mendapatkan itu karena mungkin usaha kita dan do’a kita kepada Tuhan. Tetapi jika yang kita dapatkan adalah sebaliknya, bisa jadi memang itu yang terbaik untuk kita juga, karena apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Tuhan, dan apa yang menurut kita tidak baik belum tentu tidak baik menurut Tuhan. Ia Maha Mengetahui daripada kita. Kamu tau kan ayat itu? :)
Nah, aku ingin bertanya lagi padamu. Menurutmu orang baik itu apa? Yang bagaimana? Yang seperti apa? Apakah yang selalu memberi tanpa meminta? Yang menjadi pendengar yang baik? Yang mengerti ilmu agama?  Yang ahli ibadah? Atau kamu memiliki definisi sendiri tentang orang baik itu seperti apa? Hayoo silakan dijawab! ^^
Hmm, aku juga masih belum tau nih. Tapi aku berusaha cari tau, yeah! Kamu pernah dengar tidak kalau kita diperintahkan untuk membalas keburukan dengan kebaikan? Pernah kan? Pasti pernah! Kalau belum pernah, aku kasih tau yaa..hehe sebenarnya memang semua agama mengajarkan untuk berbuat kebaikan, bukan? Bahkan Islam pun demikian, yaiyalah! Hehe setauku, kita diperintahkan untuk membalas kebaikan-minimal-dengan kebaikan yang serupa atau lebih dari itu. Dan kita juga diperintahkan untuk membalas keburukan dengan kebaikan, walaupun sebenarnya balasan keburukan adalah keburukan yang serupa tetapi kita tidak diperintahkan membalas dengan keburukan juga. Kamu tau kenapa?
Aku sempat berpikir kenapa ya seperti itu? Kalau dikaitkan dengan surah asy-Syams, didalamnya dijelaskan bahwa manusia diberikan dua sifat yang saling berkebalikan, dan barangsiapa yang mensucikan dirinya maka itu lebih baik baginya. Maka bisa disimpulkan yang memilih jalan taqwa adalah pilihan yang baik dan benar. Sehingga benarlah ungkapan bahwa “hidup adalah pilihan”, karena pada hakikatnya Tuhan sudah memberikan kepada kita dua jalan, tinggal pilih jalan mana yang akan kita tempuh.
Aku akan mengambil contoh, ketika kita dikhianati, ditertawakan, disepelekan, direndahkan, atau dibuat marah oleh orang lain, maka reaksi yang akan kita berikan padanya adalah pilihan kita. Jalan mana yang akan kita lalui ketika kita “dihalangi” oleh perilaku seperti itu? Cara mana yang akan kita pilih? Jalan atau pilihan orang-orang yang tidak bertaqwa atau sebaliknya? Yang kita tau, orang-orang baik pasti memilih jalan yang baik, bukankah begitu? Maka jika harus memilih pasti kita memilih yang baik, namun terkadang atau seringkali kita belum bisa membuktikan dalam kehidupan nyata. Seringkali kita malah menyerang balik orang yang menyerang kita, kita menjelek-jelekan kembali orang yang menjelek-jelekan kita, kita membalas sesuai dengan apa yang mereka lakukan atau malah lebih besar lagi. Astaghfirullah.
Seringkali ketika kita dilecehkan atau merasa diabaikan, yang kita lakukan malah perilaku yang membuat kita semakin menjauh dari mereka. Bahkan bisa saja kita mendiamkan mereka lebih dari tiga hari. Kalau sudah begini, sudahkah kita melangkah untuk menjadi orang baik? Karena yang keluar dari tubuh atau pikiran kita saja bukan hal yang baik. Mana pantas kita menganggap orang lain “buruk” padahal kita sendiri saja bukan orang baik. Tapi setidaknya kita memohon kepada Allah, semoga Ia memberikan setetes asma-Nya ‘nama-Nya’ agar kita juga mampu menjadi orang baik. Aamiin.
Sumber: rahmanda19.wordpress.com
Allah itu Maha Baik, jika kita meminta pasti dikasih. Tapi (tetap) kita harus berusaha memantaskan diri agar pantas diberi. Misalnya, jika kita ingin berubah untuk menjadi orang baik, yang pertama harus dilakukan adalah mengapa kita ingin menjadi orang baik? Kita (1) harus tau alasannya. Kemudian, karena output sesuai dengan input maka sebisa mungkin (2) jangan sampai kita berfokus pada pikiran-pikiran negatif. Jika hal negatif terjadi pada diri kita, kita harus (3) terima dan berusaha mencari hikmah dibalik itu semua, kemudian (4) pikirkan hal positif mengenai orang itu atau kejadian itu. (5) Jangan pernah berpikir sulit, semua hal itu mudah karena banyak yang sudah membuktikan, bukan? So, yakin! It is the key.
Aku tau kamu, aku, kita semua memiliki dasar untuk menjadi sebaik-baik manusia, maka pilihlah itu. Di dunia ini tidak ada orang yang tidak baik, yang ada adalah orang yang salah memilih jalan, maka dari itu Islam datang sebagai rahmat bagi semesta alam agar bisa menunjukkan kepada umat manusia mana jalan yang benar yang harus dilalui. Dan kita harus yakin, bahwa Allah memiliki banyak nama-nama yang baik, maka mintalah agar Ia memberikan kepada kita walaupun hanya setetes. Jadi, bagi orang yang sudah melakukan kebaikan, berkat kasih sayang Allah lah kamu sanggup melakukan kebaikan itu. Karena pada hakikatnya manusia adalah faqir, miskin, tidak punya apa-apa. Kalau meminjam kata-kata seseorang, “Semoga Allah senantiasa memelukmu.” :) 
Sumber: pmvbm.blogspot.co.id

5 comments:

  1. Semoga Allah senantiasa memelukmu.” :)


    Aamiin.. aamiin.. aamiin ya Rabb..^_^
    Keren mbak..

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Pilih yang baik. Good.
    Barkah, mampir ke blog aku juga yah. Thanks.
    www.yulinsar.blogspot.co.id

    ReplyDelete