Sumber: www.pinterest.com |
Hidup adalah pilihan. Kamu setuju? Karena setiap hari kita memilih
mana saja yang akan kita kerjakan. Kita pun memilih mana saja yang kita
pikirkan. Kita memilih kemana kaki melangkah, kemana tangan mengayun, kemana
mata memandang, kemana telinga mendengar, dan segala sesuatunya adalah
berdasarkan pilihan kita sendiri.
Dalam setiap proses kehidupan manusia, tidak terlepas dari beragam
rasa. Karena hakikatnya Tuhan tidak hanya menghadirkan satu rasa, tapi juga
lawan dari rasa tersebut. Misalnya, senang dan sedih, terang dan gelap, malam
dan siang, hidup dan mati, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Semua rasa
yang kita terima pun merupakan pilihan, entah kita yang memilih atau Tuhan yang
memilihkan untuk kita. Kalaupun memang Tuhan sendiri yang memilihkan untuk
kita, berarti itulah yang terbaik untuk kita. Kalau berupa kebaikan, berarti
kita pantas mendapatkan itu karena mungkin usaha kita dan do’a kita kepada
Tuhan. Tetapi jika yang kita dapatkan adalah sebaliknya, bisa jadi memang itu
yang terbaik untuk kita juga, karena apa yang menurut kita baik belum tentu
baik menurut Tuhan, dan apa yang menurut kita tidak baik belum tentu tidak baik
menurut Tuhan. Ia Maha Mengetahui daripada kita. Kamu tau kan ayat itu? :)
Nah, aku ingin bertanya lagi padamu. Menurutmu orang baik itu apa? Yang
bagaimana? Yang seperti apa? Apakah yang selalu memberi tanpa meminta? Yang
menjadi pendengar yang baik? Yang mengerti ilmu agama? Yang ahli ibadah? Atau kamu memiliki definisi
sendiri tentang orang baik itu seperti apa? Hayoo silakan dijawab! ^^
Hmm, aku juga masih belum tau nih. Tapi aku berusaha cari tau, yeah!
Kamu pernah dengar tidak kalau kita diperintahkan untuk membalas keburukan
dengan kebaikan? Pernah kan? Pasti pernah! Kalau belum pernah, aku kasih tau
yaa..hehe sebenarnya memang semua agama mengajarkan untuk berbuat kebaikan,
bukan? Bahkan Islam pun demikian, yaiyalah! Hehe setauku, kita
diperintahkan untuk membalas kebaikan-minimal-dengan kebaikan yang serupa atau
lebih dari itu. Dan kita juga diperintahkan untuk membalas keburukan dengan
kebaikan, walaupun sebenarnya balasan keburukan adalah keburukan yang serupa
tetapi kita tidak diperintahkan membalas dengan keburukan juga. Kamu tau
kenapa?
Aku sempat berpikir kenapa ya seperti itu? Kalau dikaitkan
dengan surah asy-Syams, didalamnya dijelaskan bahwa manusia diberikan
dua sifat yang saling berkebalikan, dan barangsiapa yang mensucikan dirinya
maka itu lebih baik baginya. Maka bisa disimpulkan yang memilih jalan taqwa
adalah pilihan yang baik dan benar. Sehingga benarlah ungkapan bahwa “hidup
adalah pilihan”, karena pada hakikatnya Tuhan sudah memberikan kepada kita dua
jalan, tinggal pilih jalan mana yang akan kita tempuh.
Aku akan mengambil contoh, ketika kita dikhianati, ditertawakan,
disepelekan, direndahkan, atau dibuat marah oleh orang lain, maka reaksi yang
akan kita berikan padanya adalah pilihan kita. Jalan mana yang akan kita lalui
ketika kita “dihalangi” oleh perilaku seperti itu? Cara mana yang akan kita
pilih? Jalan atau pilihan orang-orang yang tidak bertaqwa atau sebaliknya? Yang
kita tau, orang-orang baik pasti memilih jalan yang baik, bukankah begitu? Maka
jika harus memilih pasti kita memilih yang baik, namun terkadang atau
seringkali kita belum bisa membuktikan dalam kehidupan nyata. Seringkali kita
malah menyerang balik orang yang menyerang kita, kita menjelek-jelekan kembali
orang yang menjelek-jelekan kita, kita membalas sesuai dengan apa yang mereka
lakukan atau malah lebih besar lagi. Astaghfirullah.
Seringkali ketika kita dilecehkan atau merasa diabaikan, yang kita
lakukan malah perilaku yang membuat kita semakin menjauh dari mereka. Bahkan bisa
saja kita mendiamkan mereka lebih dari tiga hari. Kalau sudah begini, sudahkah kita
melangkah untuk menjadi orang baik? Karena yang keluar dari tubuh atau pikiran
kita saja bukan hal yang baik. Mana pantas kita menganggap orang lain “buruk”
padahal kita sendiri saja bukan orang baik. Tapi setidaknya kita memohon kepada
Allah, semoga Ia memberikan setetes asma-Nya ‘nama-Nya’ agar kita juga
mampu menjadi orang baik. Aamiin.
Sumber: rahmanda19.wordpress.com |
Allah itu Maha Baik, jika kita meminta pasti dikasih. Tapi (tetap)
kita harus berusaha memantaskan diri agar pantas diberi. Misalnya, jika kita
ingin berubah untuk menjadi orang baik, yang pertama harus dilakukan adalah
mengapa kita ingin menjadi orang baik? Kita (1) harus tau alasannya. Kemudian,
karena output sesuai dengan input maka sebisa mungkin (2) jangan
sampai kita berfokus pada pikiran-pikiran negatif. Jika hal negatif terjadi
pada diri kita, kita harus (3) terima dan berusaha mencari hikmah dibalik itu
semua, kemudian (4) pikirkan hal positif mengenai orang itu atau kejadian itu. (5)
Jangan pernah berpikir sulit, semua hal itu mudah karena banyak yang sudah membuktikan,
bukan? So, yakin! It is the key.
Aku tau kamu, aku, kita semua memiliki dasar untuk menjadi
sebaik-baik manusia, maka pilihlah itu. Di dunia ini tidak ada orang
yang tidak baik, yang ada adalah orang yang salah memilih jalan, maka dari
itu Islam datang sebagai rahmat bagi semesta alam agar bisa menunjukkan kepada
umat manusia mana jalan yang benar yang harus dilalui. Dan kita harus yakin,
bahwa Allah memiliki banyak nama-nama yang baik, maka mintalah agar Ia
memberikan kepada kita walaupun hanya setetes. Jadi, bagi orang yang sudah
melakukan kebaikan, berkat kasih sayang Allah lah kamu sanggup melakukan
kebaikan itu. Karena pada hakikatnya manusia adalah faqir, miskin, tidak
punya apa-apa. Kalau meminjam kata-kata seseorang, “Semoga Allah senantiasa memelukmu.” :)
Sumber: pmvbm.blogspot.co.id |
Semoga Allah senantiasa memelukmu.” :)
ReplyDeleteAamiin.. aamiin.. aamiin ya Rabb..^_^
Keren mbak..
:)
Deleteterima kasih, Mba ^^
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletePilih yang baik. Good.
ReplyDeleteBarkah, mampir ke blog aku juga yah. Thanks.
www.yulinsar.blogspot.co.id
Thank Ayu!
Deletesiap! :)