Sumber: nessiaprincess.wordpress.com |
Kemarin aku menangis. Ya, menitikkan air mata. Kau tau kenapa?
Bukan karena ada yang menyakiti, bukan! Entahlah, mengapa aku tiba-tiba
menangis setelah mengetahui yang sesungguhnya. Aku mendapat jawaban dari
pertanyaan yang pernah hadir dipikiranku. Kau tau tentang apa? Tentang Putri Muslimah
Indonesia.
Suatu hari, salah satu teman di grup whatsapp mem-posting
mengenai pendaftaran ajang putri muslimah Indonesia. Kau tau syarat-syaratnya
apa saja? Sebenarnya pendaftarannya di bulan April, tetapi salah satu pemenang
putri muslimah indonesia tahun 2014 yang berasal dari Jakarta dan memang salah
satu mahasiswa UIN Jakarta menyebarkan berita bahwa ia akan membantu para
remaja yang akan mengikuti ajang tersebut. Jadi sebelum pendaftaran dibuka, ia
sudah membantu teman-teman yang aku maju dalam kontes tersebut. Eh, balik lagi
ke syarat-syaratnya. Ada banyak loh!
Ini dia, usia
17-25 tahun dan blm menikah, pandai mengaji, pidato, debat dalam bahasa indonesia/english,
memiliki prestasi akademik/non akademik tingkat nasional, entrepreneur,
punya bakat seperti tari tradisional, alat musik, dll., punya prestasi karya
ilmiah, good looking, tinggi dan berat badan proporsional.
Ya, ternyata ada syarat fisiknya juga. Dari situ aku langsung berpikir.
Langsung mencari-cari apakah dibenarkan adanya ajang seperti ini? Sewaktu
mencari-cari informasi dengan membaca blog atau berita di internet, aku juga
sempat bertanya pada beberapa orang. Pertama, teman kelasku. Dia adalah seseorang
yang aktif menulis, setauku dia lulusan MAN. Dia punya banyak pengalaman,
khususnya mengajar atau kesempatan sebagai volunteer. Aku tanya pendapatnya
tentang ajang ini, kemudian dia menjawab, “terlepas dr
syaratnya yg perfect atau enggak, menurutku ajang putri muslimah itu bagus. Alasannya
jd ajang penyaluran bakat dan inspirasi bagi muslimah2 lainnya.”
Nah, yang kedua aku tanyakan pada salah seorang alumni sekolahku
dulu. Sewaktu masih SMK, beliau adalah salah satu anggota rohis. Aku bertanya padanya
ketika memang sedang online di FB, hehe “itung-itung” sambil menyelam
aku minum air. Setauku beliau memang orang yang memiliki kepedulian terhadap
dakwah Islam, dan memang aku pernah bertanya juga padanya dahulu mengenai
perihal lain. Aku pernah bertanya juga pendapatnya ketika aku berada diantara
orang-orang baru. Ketika aku baru masuk kuliah, seingatku ketika masih semester
awal, aku lupa tepatnya kapan. Aku bukan lulusan pesantren, sedangkan UIN
banyak banget yang lulusan pesantrennya, hehe.
“Assalaamu'alaikum.. Kak, aku mw tanya.. maaf mengganggu
waktunya..” sapaku, kemudian aku melanjutkan dengan pertanyaan, “begini, jika
dibandingkan orang yg menempuh pendidikan di pesantren, bisa dibilang mreka lbh
banyak mengetahui drpd kita.. apakah kita boleh minder atau seperti apa
seharusnya bersikap? kemudian, apakah Allah melihat juga dari ilmu yg kita
punya? tp ridho Allah ga selalu didapat oleh yg ilmunya banyak saja kan Kak? Wa'alaikumussalam..”
Kemudian beliau menjawab,
“Tidak setiap orang yg berilmu lebih baik daripada orang yg hanya
sedikit berilmu, ilmu bisa menjadikan kita mulia di sisi Allah n bisa juga
sebaliknya. Ilmu adalah amanah, tidak hanya dicari melainkan harus dibarengi
dengan pengamalannya. Orang berilmu bagaikan lentera di gelap malam, menerangi
lingkungan sekitar dengan cahaya keilmuan. Namun tidak sedikit orang berilmu yg
tenggelam karena tidak bisa menggunakan ilmunya, ilmu hanya dicari tetapi tidak
diaplikasikan, atau mungkin ilmu dicari hanya untuk mendapatkan keuntungan
materil, Allah menyebutnya sebagai orang yg menjual ayat2Nya dengan harga yg
murah, contoh mubaligh2 yg menjual ilmunya hanya untuk mendapatkan ketenaran
dan kekayaan. Semua kembali kepada kita, bisa atau tidak menggunakan ilmu
dengan benar sehingga mendatangkan manfaat untuk orang banyak.
Tentu Allah melihat manusia dari ilmunya, Allah pun menyebutkan
bahwa orang berilmu akan ditinggikan derajatnya dari orang tak berilmu. Derajat
itu bisa berarti keridhoan, kekayaan, dan jabatan. Orang yg berilmu akan
diridhoi oleh Allah, orang berilmu akan mudah mendapatkan kekayaan, n orang
berilmu berhak atas jabatan yg tinggi karena bisa diandalkan..
Tidak perlu minder berhadapan dgn org yg lebih berilmu dri kita,
seharusnya kita merasa nyaman jika ada orang yg menerangi kita yg mungkin msih
harus banyak belajar.
Wallahu'alam bish showab.
Al Faqir”
Wah, dari pendapatnya itu, maka ketika ada kesempatan aku bertanya
lagi kepadanya perihal ajang putri muslimah indonesia. Katanya,
“Tujuan kegiatannya apa de?”
“ane baca dr
blog HTI begini tujuannya Kak, Kontes ini berawal dari keprihatinan Mark
Sungkar dan Ratih Sanggarwati terhadap banyaknya acara pemilihan idola atau
kontes putri-putrian yang tidak islami. Kemudian lahirlah gagasan untuk
menggelar kontes Pemilihan Putri Muslimah Indonesia (PPMI). Ajang ini bakal
dikemas sebagai sebuah kontes untuk memilih sosok wanita Muslim yang
merepresentasikan karakter Muslimah sejati. (Republika, 28/04/06). Panitia
berharap ajang ini mampu melahirkan ikon Muslimah sejati, yang nantinya bisa
menjadi daiyah atau mubalighah untuk memperkenalkan kehidupan Islam bagi
generasinya.”
“Itu kan latar belakang konsepnya ya de, tapi kita ga tau bagaimana
dgn realisasinya. Terkadang timbul celah sehingga timbul kesempatan syetan
menjadikan pesertanya riya atau memperbaik penampilan n perilakunya di hadapan
manusia.
Tapi menurut saya selama mudharatnya tidak lebih banyak dari
maslahat boleh2 saja. Wallahu'alam..”
Nah, dari dua orang yang aku tanya, yang satu lebih bersifat
mendukung, dan yang satu lagi lebih “netral” sih menurutku. Tapi aku belum
cukup puas, aku penasaran, kepengin tau yang sebenarnya, sebaiknya seperti apa.
Karena ketika ada sebaran di grup whatsapp lain mengenai berita yang sama,
salah satu temanku bilang, “sekarang muslimah sudah tidak mahal lagi.” Wah,
makin jadi rasa penasaranku untuk mengungkap ini semua..hahaha kau tau
katanya kan? Katanya “mahal”. Emangnya apa sih definisi mahal menurutnya?
Ketika aku tanya, dia malah bilang kalau aku tau maksud mahal itu. Yah, padahal
aku kan gak tau maksud dia apa, aku tau dari segi pemikiranku aja, aku tanya
untuk menambah referensi sebenarnya, atau siapa tau pemikiranku ada yang
keliru..hehe
Nah, pendapat yang ketiga ini yang bikin aku menangis. Kemarin
siang. Gak sampe sesenggukan sih, tapi yaa begitulah, sedih banget. Kau tau
siapa yang memberi pendapat itu? Eh, maksudnya jawabannya dari siapa? Nah, jadi
begini ceritanya, sewaktu aku di “majelis”, seperti biasa kita shalat dzuhur
berjamaah, ternyata ada syaikh yang lagi beres-beres. Gak lama, aku dipanggil,
katanya aku mau baca “ini” gak? Ternyata isinya adalah beragam alasan mengapa Miss
World tidak dibenarkan untuk diikuti oleh wanita Indonesia, apalagi kalau
wanita Indonesia tersebut seorang muslimah. Yaa memang sih arsip tersebut bukan
tahun 2000-an, tapi sebelum itu. Aku membaca pendapat salah seorang ulama dan
alasan beliau yang mengaitkannya dengan ajaran Islam, dan aku juga membaca
salah satu keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan yang memang tidak
mendukung kegiatan tersebut yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang
ketimuran. Salah satunya ada pembahasan mengenai fisik, kalau cuma yang cantik
atau yang berpenampilan menarik saja yang bisa ikut, yang gak cantik gimana
dong nasibnya?
Kemudian syaikh juga menyuruhku melihat bukti-bukti berupa gambar
seorang duta dari Indonesia yang mengikuti ajang Miss World? Kau tau
siapa? Hmm, jangan biarkan aku menyebut namanya, tidak! aku tidak mau. Cukup
kau cari tau sendiri saja ya! Dari gambar itu, aku melihat foto dia memakai
baju renang, foto telanjang dada, dan...ahh sudahlah aku tidak sanggup
melanjutkannya. Seketika mataku langsung berkaca-kaca. Ini benar-benar
menamparku rasanya, kejadian ini seakan jadi jawaban dari pertanyaanku. Aku
langsung bertanya pada syaikh, “Kalau begitu, ajang putri muslimah Indonesia
bagaimana syaikh?”. Beliau dengan mantap menjawab kalau dalam islam yaa “tidak
boleh”. Rasanya itu lumayan nge-jleb, dan aku langsung diam.
Sumber: duniajilbab.tumblr.com |
Dari kejadian siang itu, setidaknya aku makin tau mengenai agamaku
sendiri. Alhamdulillah dapat pencerahan. Masalah beda pendapat, aku kembalikan
lagi ke tiap orang masing-masing. Karena setiap orang memiliki pendapat
masing-masing sesuai dengan dasar mereka masing-masing. Aku tidak menyalahkan
siapa pun, karena setiap orang punya alasan. Dan jika ada alasan yang tidak
sesuai dengan Islam, bagiku judgement “salah” pun bukan seharusnya
didasarkan atas kehendak pribadi, tetapi karena Islam yang memandang perbuatan
itu salah.
Aku berharap semoga Allah senantiasa menjaga harga diri kita semua.
Semoga Ia senantiasa menuntun kita untuk selalu berada dijalan-Nya. Aamiin
Ya...semua dikembalikan kepada kepahaman masing-masing.
ReplyDeleteiya, Mba :)
DeleteEmang ada to. Pemilihan muslimah indonesia? Apa sih yang nggak ada di Indonesia?
ReplyDeletehehe iya, Mba. :)
DeleteEmang ada to. Pemilihan muslimah indonesia? Apa sih yang nggak ada di Indonesia?
ReplyDeleteAku suka endingnya, "Masalah beda pendapat, aku kembalikan lagi ke tiap orang masing-masing. Karena setiap orang memiliki pendapat masing-masing sesuai dengan dasar mereka masing-masing. Aku tidak menyalahkan siapa pun, karena setiap orang punya alasan. Dan jika ada alasan yang tidak sesuai dengan Islam, bagiku judgement “salah” pun bukan seharusnya didasarkan atas kehendak pribadi, tetapi karena Islam yang memandang perbuatan itu salah.". Aku sendiri pun gak mau menjudge orang2 yg terlibat dalam ajang pemilihan putri muslimah. Kalo aku dibilang dukung sih enggak, dibilang anti juga enggak. Aku lebih ke ambil sisi positifnya aja. Aku gak mau ngejudge macam2 karena bisa jadi kadar keislaman mereka lbh baik drpada aku.
ReplyDeleteeh, yang ngasih pendapat dateng.. :D oya maaf Val, kirain lulusan MAN, ternyata MAS yaa.. oke ^^
Deletemakasih yaa udah komen..hehe good!