Tuesday 8 March 2016

Putri Muslimah, setujukah?


Sumber: nessiaprincess.wordpress.com

Kemarin aku menangis. Ya, menitikkan air mata. Kau tau kenapa? Bukan karena ada yang menyakiti, bukan! Entahlah, mengapa aku tiba-tiba menangis setelah mengetahui yang sesungguhnya. Aku mendapat jawaban dari pertanyaan yang pernah hadir dipikiranku. Kau tau tentang apa? Tentang Putri Muslimah Indonesia.
Suatu hari, salah satu teman di grup whatsapp mem-posting mengenai pendaftaran ajang putri muslimah Indonesia. Kau tau syarat-syaratnya apa saja? Sebenarnya pendaftarannya di bulan April, tetapi salah satu pemenang putri muslimah indonesia tahun 2014 yang berasal dari Jakarta dan memang salah satu mahasiswa UIN Jakarta menyebarkan berita bahwa ia akan membantu para remaja yang akan mengikuti ajang tersebut. Jadi sebelum pendaftaran dibuka, ia sudah membantu teman-teman yang aku maju dalam kontes tersebut. Eh, balik lagi ke syarat-syaratnya. Ada banyak loh!
Ini dia, usia 17-25 tahun dan blm menikah, pandai mengaji, pidato, debat dalam bahasa indonesia/english, memiliki prestasi akademik/non akademik tingkat nasional, entrepreneur, punya bakat seperti tari tradisional, alat musik, dll., punya prestasi karya ilmiah, good looking, tinggi dan berat badan proporsional.
Ya, ternyata ada syarat fisiknya juga. Dari situ aku langsung berpikir. Langsung mencari-cari apakah dibenarkan adanya ajang seperti ini? Sewaktu mencari-cari informasi dengan membaca blog atau berita di internet, aku juga sempat bertanya pada beberapa orang. Pertama, teman kelasku. Dia adalah seseorang yang aktif menulis, setauku dia lulusan MAN. Dia punya banyak pengalaman, khususnya mengajar atau kesempatan sebagai volunteer. Aku tanya pendapatnya tentang ajang ini, kemudian dia menjawab, “terlepas dr syaratnya yg perfect atau enggak, menurutku ajang putri muslimah itu bagus. Alasannya jd ajang penyaluran bakat dan inspirasi bagi muslimah2 lainnya.”
Nah, yang kedua aku tanyakan pada salah seorang alumni sekolahku dulu. Sewaktu masih SMK, beliau adalah salah satu anggota rohis. Aku bertanya padanya ketika memang sedang online di FB, hehe “itung-itung” sambil menyelam aku minum air. Setauku beliau memang orang yang memiliki kepedulian terhadap dakwah Islam, dan memang aku pernah bertanya juga padanya dahulu mengenai perihal lain. Aku pernah bertanya juga pendapatnya ketika aku berada diantara orang-orang baru. Ketika aku baru masuk kuliah, seingatku ketika masih semester awal, aku lupa tepatnya kapan. Aku bukan lulusan pesantren, sedangkan UIN banyak banget yang lulusan pesantrennya, hehe.
Assalaamu'alaikum.. Kak, aku mw tanya.. maaf mengganggu waktunya..” sapaku, kemudian aku melanjutkan dengan pertanyaan, “begini, jika dibandingkan orang yg menempuh pendidikan di pesantren, bisa dibilang mreka lbh banyak mengetahui drpd kita.. apakah kita boleh minder atau seperti apa seharusnya bersikap? kemudian, apakah Allah melihat juga dari ilmu yg kita punya? tp ridho Allah ga selalu didapat oleh yg ilmunya banyak saja kan Kak? Wa'alaikumussalam..
Kemudian beliau menjawab,
“Tidak setiap orang yg berilmu lebih baik daripada orang yg hanya sedikit berilmu, ilmu bisa menjadikan kita mulia di sisi Allah n bisa juga sebaliknya. Ilmu adalah amanah, tidak hanya dicari melainkan harus dibarengi dengan pengamalannya. Orang berilmu bagaikan lentera di gelap malam, menerangi lingkungan sekitar dengan cahaya keilmuan. Namun tidak sedikit orang berilmu yg tenggelam karena tidak bisa menggunakan ilmunya, ilmu hanya dicari tetapi tidak diaplikasikan, atau mungkin ilmu dicari hanya untuk mendapatkan keuntungan materil, Allah menyebutnya sebagai orang yg menjual ayat2Nya dengan harga yg murah, contoh mubaligh2 yg menjual ilmunya hanya untuk mendapatkan ketenaran dan kekayaan. Semua kembali kepada kita, bisa atau tidak menggunakan ilmu dengan benar sehingga mendatangkan manfaat untuk orang banyak.
Tentu Allah melihat manusia dari ilmunya, Allah pun menyebutkan bahwa orang berilmu akan ditinggikan derajatnya dari orang tak berilmu. Derajat itu bisa berarti keridhoan, kekayaan, dan jabatan. Orang yg berilmu akan diridhoi oleh Allah, orang berilmu akan mudah mendapatkan kekayaan, n orang berilmu berhak atas jabatan yg tinggi karena bisa diandalkan..
Tidak perlu minder berhadapan dgn org yg lebih berilmu dri kita, seharusnya kita merasa nyaman jika ada orang yg menerangi kita yg mungkin msih harus banyak belajar.
Wallahu'alam bish showab.
Al Faqir”
Wah, dari pendapatnya itu, maka ketika ada kesempatan aku bertanya lagi kepadanya perihal ajang putri muslimah indonesia. Katanya,
Tujuan kegiatannya apa de?”
“ane baca dr blog HTI begini tujuannya Kak, Kontes ini berawal dari keprihatinan Mark Sungkar dan Ratih Sanggarwati terhadap banyaknya acara pemilihan idola atau kontes putri-putrian yang tidak islami. Kemudian lahirlah gagasan untuk menggelar kontes Pemilihan Putri Muslimah Indonesia (PPMI). Ajang ini bakal dikemas sebagai sebuah kontes untuk memilih sosok wanita Muslim yang merepresentasikan karakter Muslimah sejati. (Republika, 28/04/06). Panitia berharap ajang ini mampu melahirkan ikon Muslimah sejati, yang nantinya bisa menjadi daiyah atau mubalighah untuk memperkenalkan kehidupan Islam bagi generasinya.”
“Itu kan latar belakang konsepnya ya de, tapi kita ga tau bagaimana dgn realisasinya. Terkadang timbul celah sehingga timbul kesempatan syetan menjadikan pesertanya riya atau memperbaik penampilan n perilakunya di hadapan manusia.
Tapi menurut saya selama mudharatnya tidak lebih banyak dari maslahat boleh2 saja. Wallahu'alam..”
Nah, dari dua orang yang aku tanya, yang satu lebih bersifat mendukung, dan yang satu lagi lebih “netral” sih menurutku. Tapi aku belum cukup puas, aku penasaran, kepengin tau yang sebenarnya, sebaiknya seperti apa. Karena ketika ada sebaran di grup whatsapp lain mengenai berita yang sama, salah satu temanku bilang, “sekarang muslimah sudah tidak mahal lagi.” Wah, makin jadi rasa penasaranku untuk mengungkap ini semua..hahaha kau tau katanya kan? Katanya “mahal”. Emangnya apa sih definisi mahal menurutnya? Ketika aku tanya, dia malah bilang kalau aku tau maksud mahal itu. Yah, padahal aku kan gak tau maksud dia apa, aku tau dari segi pemikiranku aja, aku tanya untuk menambah referensi sebenarnya, atau siapa tau pemikiranku ada yang keliru..hehe
Nah, pendapat yang ketiga ini yang bikin aku menangis. Kemarin siang. Gak sampe sesenggukan sih, tapi yaa begitulah, sedih banget. Kau tau siapa yang memberi pendapat itu? Eh, maksudnya jawabannya dari siapa? Nah, jadi begini ceritanya, sewaktu aku di “majelis”, seperti biasa kita shalat dzuhur berjamaah, ternyata ada syaikh yang lagi beres-beres. Gak lama, aku dipanggil, katanya aku mau baca “ini” gak? Ternyata isinya adalah beragam alasan mengapa Miss World tidak dibenarkan untuk diikuti oleh wanita Indonesia, apalagi kalau wanita Indonesia tersebut seorang muslimah. Yaa memang sih arsip tersebut bukan tahun 2000-an, tapi sebelum itu. Aku membaca pendapat salah seorang ulama dan alasan beliau yang mengaitkannya dengan ajaran Islam, dan aku juga membaca salah satu keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan yang memang tidak mendukung kegiatan tersebut yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang ketimuran. Salah satunya ada pembahasan mengenai fisik, kalau cuma yang cantik atau yang berpenampilan menarik saja yang bisa ikut, yang gak cantik gimana dong nasibnya?
Kemudian syaikh juga menyuruhku melihat bukti-bukti berupa gambar seorang duta dari Indonesia yang mengikuti ajang Miss World? Kau tau siapa? Hmm, jangan biarkan aku menyebut namanya, tidak! aku tidak mau. Cukup kau cari tau sendiri saja ya! Dari gambar itu, aku melihat foto dia memakai baju renang, foto telanjang dada, dan...ahh sudahlah aku tidak sanggup melanjutkannya. Seketika mataku langsung berkaca-kaca. Ini benar-benar menamparku rasanya, kejadian ini seakan jadi jawaban dari pertanyaanku. Aku langsung bertanya pada syaikh, “Kalau begitu, ajang putri muslimah Indonesia bagaimana syaikh?”. Beliau dengan mantap menjawab kalau dalam islam yaa “tidak boleh”. Rasanya itu lumayan nge-jleb, dan aku langsung diam.
Sumber: duniajilbab.tumblr.com
Dari kejadian siang itu, setidaknya aku makin tau mengenai agamaku sendiri. Alhamdulillah dapat pencerahan. Masalah beda pendapat, aku kembalikan lagi ke tiap orang masing-masing. Karena setiap orang memiliki pendapat masing-masing sesuai dengan dasar mereka masing-masing. Aku tidak menyalahkan siapa pun, karena setiap orang punya alasan. Dan jika ada alasan yang tidak sesuai dengan Islam, bagiku judgement “salah” pun bukan seharusnya didasarkan atas kehendak pribadi, tetapi karena Islam yang memandang perbuatan itu salah.
Aku berharap semoga Allah senantiasa menjaga harga diri kita semua. Semoga Ia senantiasa menuntun kita untuk selalu berada dijalan-Nya. Aamiin

7 comments:

  1. Ya...semua dikembalikan kepada kepahaman masing-masing.

    ReplyDelete
  2. Emang ada to. Pemilihan muslimah indonesia? Apa sih yang nggak ada di Indonesia?

    ReplyDelete
  3. Emang ada to. Pemilihan muslimah indonesia? Apa sih yang nggak ada di Indonesia?

    ReplyDelete
  4. Aku suka endingnya, "Masalah beda pendapat, aku kembalikan lagi ke tiap orang masing-masing. Karena setiap orang memiliki pendapat masing-masing sesuai dengan dasar mereka masing-masing. Aku tidak menyalahkan siapa pun, karena setiap orang punya alasan. Dan jika ada alasan yang tidak sesuai dengan Islam, bagiku judgement “salah” pun bukan seharusnya didasarkan atas kehendak pribadi, tetapi karena Islam yang memandang perbuatan itu salah.". Aku sendiri pun gak mau menjudge orang2 yg terlibat dalam ajang pemilihan putri muslimah. Kalo aku dibilang dukung sih enggak, dibilang anti juga enggak. Aku lebih ke ambil sisi positifnya aja. Aku gak mau ngejudge macam2 karena bisa jadi kadar keislaman mereka lbh baik drpada aku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh, yang ngasih pendapat dateng.. :D oya maaf Val, kirain lulusan MAN, ternyata MAS yaa.. oke ^^
      makasih yaa udah komen..hehe good!

      Delete